pernikahan dini

•September 3, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar

Duta internet 2
Nama kelompok :

1. Cendy Bill Clinton
2. Andrie doank
3. Iqoh aza

a. mengapa harus bertemakan pernikahan dini…?!?
Kami mengusung tema pernikahan dini karena banyaknya kawula muda, khususnya para pelajar yang masih atau telah lulus sekolah menggambil keputusan untuk menikah dini. Sedangkan ada banyak hal yang bisa mereka lakukan sebagai remaja.

b. apa itu pernikahan dini…?!?
Istilah pernikahan dini adalah istilah kontemporer. Dini dikaitkan dengan waktu, yakni sangat di awal waktu tertentu. Lawannya adalah pernikahan kadaluwarsa. Bagi orang-orang yang hidup pada awal-awal abad ke-20 atau sebelumnya, pernikahan seorang wanita pada usia 13-14 tahun, atau lelaki pada usia 17-18 tahun adalah hal biasa, tidak istimewa. Tetapi bagi masyarakat kini, hal itu merupakan sebuah keanehan. Wanita yang menikah sebelum usia 20 tahun atau lelaki sebelum 25 tahun pun dianggap tidak wajar, “terlalu dini” istilahnya.

c. Apa saja dampak negatif dalam hubungan sebelum menikah (pacaran)…?!?
1. Pemborosan

Pacaran mendidik untuk berlaku boros, apalagi dengan semakin gencarnya media massa mempropagandakan kebiasaan buruk “konsumerisme.” Biasanya untuk membuat sang do’i pujaan hati semakin lengket maka sang pacar berupaya memenuhi berbagai kebutuhan pacarnya, padahal belum tentu sang do’i yang telah dibiayai begitu besar menjadi pasangan hidup sebenarnya.

2. Pencurian hingga perampokan

Dalam masa pacaran seorang jika memiliki penghasilan sendiri, mungkin tidak terlalu bermasalah, tetapi biasanya pelaku pacaran kebanyakan masih minta subsidi kepada orang tua. Jika orang tua mampu, maka masalah sedikit berkurang, akan tetapi jika tidak, dan sudah saatnya untuk “kencan”, maka mencuri bahkan merampas duitnya orang tua atau pun orang lain menjadi solusinya.

3. Kejahatan Seksual
Untuk membuat pacarnya semakin tertarik dengannya, maka penampilan perlu untuk diperbaiki dan dipermantap, hingga pakaian modis dan seksi pun (baca: yang menampakkan aurat dan mengumbar syahwat), ditambah harum semerbaknya minyak wangi menjadi pilihan. Sudah hukum alam sesuatu yang merangsang akan berakibat rangsangan. Konon kasus mastrubasi (onani) hingga kejahatan seks (perkosaan) adalah akibat yang disebabkan dari menebar rangsangan di mana-mana.
4. Sakit Hati
Tidak semua orang yang berpacaran mengalami jalan cerita yang mulus (happy ending), terkadang karena suatu dan lain hal, menyebabkan terjadinya hubungan “kandas di tengah jalan,” kemudian sang kekasih mencari pacar baru lagi. Akibatnya muncul sakit hati yang amat mendalam. Kalau sang pacar ditinggal pergi sang kekasih pujaan hati maka, “makan tak enak, tidur pun tak nyenyak.” Bahkan ada yang stress berkepanjang, sehingga tak mau menikah hingga mati dan tak jarang berakhir di liang lahat, karena tak tahan menanggung derita, “baygon” pun menjadi jalan keluarnya.

d. Apa saja Dampak negatif Pernikahan Dini…?!?

Banyak menimbulkan masalah terhadap kesehatan reproduksi perempuan, seringkali membahayakan terhadap keselamatan ibu dan bayi, menimbulkan problema sosial, dan problem-problem lainnya.

Dari sisi fisik dan biologis, pada :

1. Ibu:

a. Banyak menderita anemia selagi hamil dan melahirkan.

b. Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi akibat pernikahan dini

c. Mengalami masa reproduksi lebih panjang, sehingga memungkinkan banyak peluang besar untuk melahirkan dan mempunyai anak

d. Secara medis usia bagus untuk hamil 25-35 tahun, maka bila usia kurang meski secara fisik dia telah menstruasi dan bisa dibuahi, namun bukan berarti siap untuk hamil dan melahirkan serta mempunyai kematangan mental untuk melakukan reproduksi.yakni berpikir dan dapat menanggulangi resiko-resiko yang akan terjadi pada masa reproduksinya.Seperti misalnya terlambat memutuskan mencari pertolongan karena minimnya informasi sehingga terlambat mendapat perawatan yang semestinya.

e. Ketika pernikahan menghentikan kesempatan mengecap pendidikan yang lebih tinggi, berinteraksi dengan lingkungan teman sebaya, maka dia tidak memperoleh kesempatan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, sehingga berimplikasi terhadap kurangnya informasi dan sempitnya dia mendapatkan kesempatan kerja, yang otomatis lebih mengekalkan kemiskinan(status ekonomi keluarga rendah karena pendidikan yang minim)

2. Anak:

a. bayi lahir dengan berat rendah

b. Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi akibat pernikahan dini

Dari sisi sosial, apa yang diungkap oleh sosiolog UNS Dr Drajat Tri Kartono (Suara Merdeka 16 Mei 2002) patut kita perhatikan. Ia mengatakan bahwa pernikahan dini merupakan salah satu faktor penyebab tindakan kekerasan terhadap istri, yang timbul karena tingkat berpikir yang belum matang bagi pasangan muda tersebut. Walaupun di samping faktor tersebut ia menyebut masih ada faktor lain penyebab tindak kekerasan terhadap istri, seperti masa pengenalan yang pendek, kesulitan ekonomi dalam rumah tangga, pengetahuan yang kurang akan lembaga perkawinan, ataupun relasi yang buruk dengan keluarga.

e. Apa saja Motif-motif pernikahan dini…?!?

Terlalu dini mengambil sebuah kesimpulan tentang sesuatu, memang bukan hal yang baik. Semestinya statemen inipun berlaku dalam hal ini. Jangan terlalu dini memberikan vonis negatif terhadap pernikahan dini.

Alasan merupakan sesuatu yang lazim dalam pertanyaan. Lalu, mengapa banyak sekali fenomena pernikahan dini dewasa ini?
Banyak ‘karena’ yang harus kita perhatikan ketika melegitimasi pernikahan usia muda yang semakin membludak dewasa ini. Diantaranya;

Pertama, faktor ekonomi. Umumnya ini terjadi pada masyarakat yang tergolong menengah ke bawah. Biasanya berawal dari ketidakmampuan mereka melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Terkadang mereka hanya bisa melanjutkan sampai sekolah menengah saja atau bahkan tidak bisa mengenyam sedikitpun kenikmatan pendidikan, sehingga menikah seakan-akan menjadi sebuah solusi dari kesulitan yang mereka hadapi. Terutama bagi kaum hawa, di tengah-tengah kondisi ekonomi mereka yang sulit, para orangtua lebih memilih mengantarkan putri mereka untuk menikah, karena paling tidak sedikit banyak beban mereka akan berkurang. Tapi akan sedikit berbeda bagi anak laki-laki. Sebab, seperti yang kita ketahui, peran laki-laki dalam kehidupan berumah tangga sangatlah besar, sehingga bagi kaum adam minimal harus mempunyai ketrampilan terlebih dahulu sebagai modal awal membangun rumah tangga mereka.
Kedua, meminimalisir pergaulan bebas. Corak pergaulan remaja saat ini telah banyak menyimpang dari norma-norma yang ada, terutama norma agama. Pernikahan dianggap sebagai sebuah solusi atas apa yang acapkali ditimbulkannya. zina misalkan, sehingga tanpa disadari pernikahan hanya dijadikan sebagai justifikasi aktivitas seksual mereka.
Hal ini berkaitan dengan kondisi seksualitas pada remaja. Seperti yang dituturkan oleh Zainun Mu’tadin, SPsi, MSi. Pada makalahnya yang bertemakan pendidikan seksual remaja. Bahwasannya rasa ingin tahu mereka terhadap masalah-masalah seksual lebih tinggi, sebab pada masa ini remaja berada dalam potensi seksual yang aktif karena pengaruh hormon.
Ketiga, ambisi. Sekilas kata ini memang terlihat sangat tidak pantas untuk menjadi sebuah alasan suatu pernikahan. Namun, tak jarang ambisi menjadi salah satu faktor adanya pernikahan dini. Keinginan mereka untuk segera merasakan kehidupan berumah tangga membuat mereka mengambil keputusan yang terkadang tanpa dibarengi dengan pertimbangan-pertimbangan yang bijak. Ironisnya, kadang orientasi mereka bukanlah orientasi berumahtangga, namun lebih cenderung pada tendensi seksualnya saja. Inilah yang acapkali memunculkan dampak negatif yang sering kita temui.
Keempat, MBA (Married By Accident). Faktor yang keempat inilah yang selama ini identik dengan pernikahan dini. Tak jarang ketika orang mendengar tentang pernikahan dini, asumsi pertama yang muncul, MBA (Married By Accident) adalah penyebabnya. Dan memang fenomena yang sering kita dapati, hamil di luar nikah kerap menjadi alasan para remaja zaman sekarang melakukan pernikahan dini ini. Sungguh sangat disayangkan memang. Banyak generasi yang gagal membangun hidupnya hanya dikarenakan kesalahan mereka dalam memanage apa yang seharusnya mereka lakukan. Ketika mereka sudah dalam kondisi under control, rasio mereka kalah. Sehingga potensi kegagalan semakin besar, apalagi didukung dengan tingkat emosional mereka yang cenderung labil. Faktor inilah yang menjadi salah satu poros munculnya konotasi negatif.

f. Bagaimana pandangan islam tentang pernikahan dini…?!?

Jika menurut psikologis, usia terbaik untuk menikah adalah usia antara 19 sampai 25, maka bagaimana dengan agama? Rasulullah saw. bersabda,

“Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian telah mencapai ba’ah, maka kawinlah. Karena sesungguhnya kawin lebih bisa menjaga pada pandangan mata dan lebih menjaga kemaluan. Bila tidak mampu melaksanakannya maka berpuasalah karena puasa baginya adalah kendali (dari gairah seksual)” (HR. Imam yang lima).

Hadits di atas dengan jelas dialamatkan kepada syabab (pemuda). Siapakah syabab itu? Mengapa kepada syabab? Menurut mayoritas ulama, syabab adalah orang yang telah mencap aqil baligh dan usianya belum mencapai tiga puluh tahun. Aqil baligh bisa ditandai dengan mimpi basah (ihtilam) atau masturbasi (haid bagi wanita) atau telah mencapai usia limabelas tahun. Ada apa dengan syabab?
Sebelumnya, menarik diperhatikan sabda Nabi savv,

“perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka karena tidak mengerjakannya setelah berusia sepuluh tahun dan pisahkan tempat tidurnya” (Ahmad dan Abu Dawud).

Pesan Nabi di atas, selain bermakna sebagai pendidikan bagi anak juga menyimpan sebuah isyarat bahwa padausia sepuluh tahun, seorang anak telah memiliki potensi menuju kematangan seksual. Sebuah isyarat dari Nabi saw, sembilanbelas Abad yang silam. Kini, dengan kemajuan teknologi yang kian canggih, media informasi (baik cetak atau elektronik) yang terus menyajikan tantangan seksual bagi kaum remaja, maka tak heran apabila sering terjadi pelecehan seksual yang dilakukan oleh anak ingusan yang masih di bangku sekolah dasar. Karenanya, Sahabat Abdullah bin Mas’ud ra, selalu membangun orientasi menikah kepada para pemuda yang masih single dengan mengajak mereka berdoa agar segera diberi isteri yang shalihah.
Salah satu faktor dominan yang sering membuat kita terkadang takut melangkah adalah kesiapan dari sisi ekonomi. Ini memang wajar. Tapi sebagai hamba yang beriman, sebenarnya, Kita tak perlu risih dengan yang urusan yang begitu krusial dalam sebuah rumah tangga ini. Bukankah Allah telah menjamin rezeki hamba-Nya yang mau menikah, seperti yang tersirat dalam suratal-Nur ayat 32 yang artinya, “dan jika mereka miskin maka Allah akan membuatnya kaya dengan karunia-Nya”. Bukankah Rasul-Nya juga menjamin kita dengan sabdanya, “Barang siapa yang ingin kaya, maka kawinlah”.

Dus, apapun masalahnya, yang jelas “dar’ul mafasid muqoddam ala jalbil masholih”

g. Pernikahan dini menurut para chat mania:
1.
<duta_internet2> hmmm
<duta_internet2> boleh tanya ngga?!?!?
<co_superbaek> hmmm jg
<duta_internet2> menurut kamu pernikahan dini itu gimana
<co_superbaek> Bagus, asal udh siap sgalanya..

2.
<duta_internet2> hmm
<duta_internet2> boleh nanya ngga?!
<duta_internet2> menurut kamu,pernikahan dini itu diperbolehkan atau tidak?!?
<Ce^bETe> boleh2 aja..
<Ce^bETe> asal ad ksiapan,dukungan en restu dr kedua belah pihak…
<duta_internet2> thank`s

3.
<duta_internet2> hmm…
<duta_internet2> boleh tanya nggak?!?
<duta_internet2> menurut kamu pernikahan dini apa ???
<cwo_santai> maaf q jg tdk th

h. Pernikahan dini menurut duta internet 2 sendiri:
1. pernikahan dini menurut cendy,Smkn 4 banjarmasin ialah:

pernikahan yang sah,namun belum tepat waktu, biasanya dilakukan pada wanita yang berumur antara 13-17 tahun dengan laki-laki yang lebih tua.

ingin hidup mandiri tanpa membuat keluarga susah memikirkan kehidupan orang yang ingin menikah dini tersebut.

2. pernikahan dini menurut andrie,Smk bina banua banjarmasin ialah:
ialah pernikahan antar dua makhluk tuhan yang berbeda jenis kelamin setelah balig menurut hukum islam.

pernikahan dini biasanya diambil para anak muda untuk segera terlepas dari tanggungan orang tua.

pernikahan dini itu agar terjauh dari perbuatah jinah….!!!!

3. pernikahan dini menurut 1qoh,Sman 7 banjarmasin ialah:
pernikahan yang dilakukan kaula muda.

Sumber-sumber artikel:
-http://www.wahdah.or.id
http://ikatila.wordpress.com
http://marapoenya.blogspot.com

Perut Lapar?! 3/s telkom!

•September 3, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar

Rintik-rintik hujan turun menguyur kota banjarmasin pada hari rabu,3 september 2008 yang mengesankan. Dengan perut yang telah terisi kenyang subuh tadi ketika sahur. Maklum bulan ini tepat pada bulan Ramadhan. 15 duta internet yang lulus seleksi dari 42 sekolah yang mendaftar berkumpul di GSG telkom Nagasari sekitar jam delapan lewat dikit lah….

Dalam ajang ini,tim blogger kalsel bekerja sama dengan telkom speedy banjarmasin membuat ajang yang bergengsi dan positif banget. Dari ajang tersebut mereka memberikan pembekalan dan pelatihan kepada para remaja duta internet telkom tersebut tentang blog.

Adapun tujuan dari pelatihan yang diberikan oleh para informator supaya para remaja tersebut dapat memberikan ketertarikan akan dunia internet kepada masyarakat luas terutama teman sebayanya.

Tak dapat kami ungkapkan dengan kata-kata yang tak dapat kami susun secara hukum bahasa Indonesia tentang kegiatan tersebut secara rinci. Maka dari itu kami tampilkan foto-foto kegiatan tersebut.

sumber foto : http://hariesaja.wordpress.com/

Penulis : Andrie Doank, Cendy , Iqoh (duta internet 2 telkom banjarmasin)

Hello world!

•September 3, 2008 • 1 Komentar

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!